Toyota Siapkan Masa Depan untuk Mobil Berbahan Bakar Hidrogen, Pelatihan Tenaga Kerja hingga Pembangunan Infrastruktur

Toyota Siapkan Diri Menghadapi Zaman Mobil Berbahan Bakar Hidrogen, Pelatihan Tenaga Kerja hingga Pembangunan Infrastruktur

Toyota Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menyongsong era kendaraan berbahan bakar hidrogen dengan melatih tenaga kerja, membangun infrastruktur, hingga mengenalkan varian terbarunya.

Otomotifa/ News

Naufal Shafly 18 Apr, 21:30 WIB 18 Apr, 21:30 WIB


Otomotifa

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMINN) merespon secara positif keputusan pemerintah yang baru saja melaunching Peta Jalur Hidrogen dan Amonia Nasional pada hari Selasa tanggal 15 April 2025. Dalam pandangan Nandi Julyanto, sang President Director dari TMMIN, dokumen tersebut menjadi acuan penting bagi perkembangan teknologi hidrogen dalam negeri.
“Nikmatilah bahwa dengan hadirnya jalur peta ini, kita memiliki arahan pasti saat ini. Sebelumnya, semuanya tampak agak kabur,” ungkap Nandi ketika memberikan komentar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat juga pada hari Selasa, 15 April 2025.
Sebagai produsen otomotif, menurut pernyataan Nandi, tim mereka telah bersiap-siap menyongsong masa depan kendaraan bertenaga hidrogen. Salah satu aspek utamanya yaitu investasi dalam pembinaan SDM.
“Yang pertama-tama tentunya tentang penyiapan karyawan kami; proses pelatihan untuk mendalami ilmu hidrogennya, bagaimana cara kerja serta fokus kepada faktor keselamatannya,” kata dia.
“Dengan demikian, yang kedua yakni soal infrastruktur pendukung seperti stasiun isi ulang energi di Karawang. Alasan lokasinya ada disitu lantaran XEV Centre milik kami berada di wilayah tersebut.” tambahnya.

Selanjutnya, Toyota sudah mengimpor tiga kendaraan berbasis teknologi hidrogen, yaitu dua buah Mirai dan sebuah Crown. Kendaraan-kendaraan ini diperuntukkan untuk program penelitian serta pendidikan bagi para pelanggan.


Adapun Nandi menyatakan bahwa hingga kini PT Toyota Astra Motor belum mempunyai agenda untuk merilis model mobil Mirai atau Crown berbasis teknologi hidrogen di pasar dalam negeri. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh kurangnya fasilitas penopang seperti stasiun isi ulang bahan bakar hydrogen yang terbatas jumlahnya. Dia menambahkan, “Kami akan menganalisis lebih jauh tentang arah pengembangan produk ke depan sesuai dengan perencanaan strategis.”
“Namun jika membahas aspek bisnis secara umum, tujuannya tetap pada pelanggan akhir. Pelanggan cenderung ingin tarif operasional baru ini setidaknya harus sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan saat ini.” Demikian kata Nandi sebagai penyelesaikan pembicaraan tersebut.

Copyright Otomotifa2025

Related Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending