Otomotifa.com,JAKARTA-Pabrikan kendaraan listrik China Neta Auto (Hozon New Energy Automobile) menghadapi krisis yang meningkat. Hal ini terjadi saat perwakilan dari jaringan dilernya berkumpul di pabrik perusahaan di Tongxiang untuk menuntut pembayaran atas kendaraan yang tidak terkirim dan kompensasi atas kerugian yang meningkat.
Berdasarkan laporan dari media sosial sebagaimana dikabarkannya
Carnewschina.com
, Senin (14/4/2025), lebih dari dua puluh perwakilan dari jaringan nasional Neta yang terdiri dari lebih dari 300 diler resmi berkumpul di gerbang pabrik untuk menyuarakan keluhan mereka. Protes tersebut menyoroti memburuknya situasi keuangan di salah satu perusahaan rintisan kendaraan listrik China yang dulunya menjanjikan.
Pabrik Neta di Tongxiang
Dalam rekaman video yang beredar daring, perwakilan diler menyatakan bahwa mereka tetap menjalankan operasi meskipun Neta gagal mengirimkan kendaraan, menerapkan PHK massal, menghentikan operasi bisnis, dan menangani klaim utang pemasok selama lebih dari setengah tahun.
Para diler mengklaim bahwa mereka telah melanjutkan operasi normal, membayar gaji dan tunjangan karyawan, mempertahankan pembayaran pajak, dan menghindari publisitas negatif sambil menunggu Neta memenuhi janjinya.
“Kami yakin pabrikan akan menepati komitmennya, tetapi sejak September lalu, perusahaan tidak pernah secara langsung menanggapi kekhawatiran kami—bahkan sekali pun,” kata seorang perwakilan dalam video tersebut.
“Kami hanya mendengar rumor tentang pembiayaan yang akan datang, dimulainya kembali produksi, dan konferensi diler. Sambil menunggu dan terus berinvestasi, kami malah semakin terjerumus ke dalam utang.”
Para diler mengklaim beberapa telah membayar ratusan juta yuan di muka untuk kendaraan yang tidak pernah dikirim. Beberapa diler yang mengambil pinjaman untuk membeli inventaris kini menghadapi tindakan hukum dari bank dan pelanggan.
Wakil dari dealer mengemukakan tiga permintaan utama: ganti rugi atas kerugian operasional mulai September 2024 sampai dengan periode tersebut ditambah pembayaran awal untuk biaya operasional bulan Mei hingga Juli tahun 2025; penyelesaian seluruh diskon dan subsidi yang tertunda tanpa pengecualian harus dilakukan paling lama pada tanggal 11 Mei untuk mobil pra-bayar namun belum dikirimkan; serta perbaikan cepat sistem servis pasca-penjualan guna menopang lebih kurang 400 ribu konsumen setia Neta.
“Tujuan kita bukanlah menjatuhkan Neta, melainkan memastikan pertanggungan jawab,” ungkap wakil itu kepada ketua Neta, Fang Yunzhou, dengan harapan mendapatkan respons segera.
Neta Auto belum memberikan tanggapan terhadap pengakuan tersebut.
Sejak akhir tahun 2024, perusahaan itu terus menghadapi tantangan finansial berat, diiringi oleh serangkaian laporan soal pengurangan karyawan dan potongan upah. Sang pendiri Fang Yunzhou belakangan ini menjadi semakin lincah dalam tugas-tugannya hingga pada titik menerima amanat sebagai CEO tetap namun masih menjabat sebagai ketua. Sementara itu, mantan CEO Zhang Yong—yang dikenal cukup sensasional—kini dialihkan fokusnya ke posisi penasehat saja.
Penjualan dalam negeri Neta mengalami kejatuhan signifikan. Berdasarkan data, perusahaan baru saja mencapai penjualan 487 unit mobil pada Januari dan Februari tahun 2025, tidak ada informasi tentang jumlah penjualan untuk bulan Maret. Hasil tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaing merek mobil listrik asal Tiongkok lainnya yang sudah umum diketahui gulung tikar atau mundur dari pangsa pasarnya. Kondisi penjualannya saat ini menandakan bahwa minat konsumen terhadap produk-produk mereka sangat minim, khususnya untuk varian seperti Neta X yang cuma meraup 272 unit serta NETA L dengan total 149 unit sepanjang periode itu.
Leave a Reply