Otomotifa – PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) merumuskan strategi guna mengatasi tren penjualan yang kian lesu baru-baru ini. Satu di antaranya adalah melalui penggunaan model Serena e-Power yang diperkenalkan pada tahun sebelumnya.
“Untuk sekarang, kami berusaha menggenjot penjualan lagi lewat Nissan Serena. Kami berharap bahwa dengan model tersebut, pangsa pasar kita dapat bertambah,” ungkap Head of Sales and Product Planning PT NMDI, Bima Aristantyo ketika ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (16/4).
Teknologi e-Power pada mobil ini juga diharapkan bisa membantu penjualan perusahaan. Teknologi ini merupakan kombinasi antara mesin ICE dengan generator listrik inverter, baterai, serta motor listrik.
Teknologi ini diyakini dapat mentransformasikan bahan bakar menjadi sepenuhnya energi listrik. Dengan demikian, nanti kendaraan akan beroperasi dengan kecepatan terbaik serta hemat dalam penggunaan bahan bakarnya.
Namun, bagi yang ingin memesan mobil hemat energi itu, pelanggan perlu bersabar karena masih dalam tahap pre-order dan produknya diimpor lengkap dari Jepang dengan status Completely Built Up (CBU).
“Untuk Serena, durasi indent tergantung pada warnanya. Ada pilihan satu nada dan dua nada. Saat ini periode tersebut adalah antara tiga hingga empat bulan. Warna dengan konsep dua nada memiliki waktu tunggu paling lama karena permintaannya lebih tinggi dibandingkan dengan satu nada,” jelasnya.
Secara singkat tentang mobil ini, Nissan Serena e-Power merupakan kendaraan hybrid karena menggunakan campuran antara mesin bensin dengan daya motor listrik.
Prinsip operasionalnya adalah, mobil Nissan Serena e-Power memanfaatkan mesin bensin sebagai pembangkit tenaga untuk mencharger baterainya, sedangkan motor elektrik yang bertugas mendorong roda depan. Kendaraan ini dilengkapi dengan baterai lithium-ion dengan kapasitas sebesar 1,769 kWh.
Serena e-Power dinyatakan menyediakan torsi tertinggi sebesar 315 Nm serta daya maksimum hingga 163 PS. Berbekal pengisian bahan bakar penuh, mobil keluarga tujuhpengpass ini dapat melaju untuk jarak jauh tanpa khawatir akan ketersediaan stasiun pengisian listrik di sepanjang rute perjalanan.
Dalam teknologi Nissan e-Power, roda kendaraan diputar menggunakan motor yang ditenagai oleh sumber listrik. Apabila disandingkan dengan sistem hibrida, e-Power memisahkan mesin bahan bakar dari aspek penggerakan rodanya. Sehingga, mesin bensin tersebut berfungsi hanya sebagai alat charger untuk baterai mobil sebab energi dalam bentuk bahan bakar sudah dirubah jadi kekuatan listrik lewat proses pembangkitan.
Leave a Reply