Penurunan Nilai Rupiah, Mercedes-Benz Jelaskan Pengaruhnya pada Pasar Mobil Indonesia
Rupiah Melemah, Mercedes-Benz Ungkap Dampak yang Akan Terjadi di Pasar Indonesia
Kondisi penguatan nilai tukar Rupiah menurun. Pemimpin Mercedes-Benz mengungkapkan efek yang bakal dirasakan di pasaran Indonesia.
Otomotifa/ News
Naufal Shafly 22 April, pukul 13:10 22 April, pukul 13:10
Otomotifa
Kurs rupiah terhadap berbagai mata uang internasional telah melemah secara berturut-turut selama beberapa minggu belakangan ini.
Hingga hari ini, Senin (21/4), kurs Rupiah terhadap Dolar AS berada pada posisi Rp 16.917.
Sumber dari bi.go.id, diakses pada pukul 20.00 WIB).
Namun, nilai tukar euro saat ini adalah sebesar Rp 19.246.
Terkait situasi ini, sektor otomotif disinyalir menjadi industri yang akan terdampak.
Lebih-lebih lagi untuk barang-barang yang dalam status impor lengkap atau dengan kata lain disebut CBU (dibuat sepenuhnya).
Model-model yang tetap diimpor lengkap diprediksikan bakal naik harganya, imbas dari pelemahan nilai tukar Rupiah.
Ini juga disetujui oleh Donald Rachmat.
Kepala Operasi PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, yang bertindak sebagai Agen Pemegang Merek (APM) Mercedes-Benz di Indonesia.
“Tentu saja mengingat bahwa dasar transaksinya adalah USD atau EUR, pasti akan ada potensi peningkatan harga di masa depan,” jelas Donald ketika ditemui di Jakarta pada Senin (21/4/2025).
Akan tetapi, dia menyatakan bahwa mereka belum dapat menentukan berapa lama kisaran harga tersebut akan bertahan.
Alasan tersebut disebabkan karena kondisi sekarang dianggap belum tepat waktu untuk menentukan apakah harga akan stabil atau meningkat.
“Belum dapat memperkirakannya saat ini, mengingat kondisinya yang masih sangat berfluktuasi sehingga kami pun belum mampu untuk meramalkan arahnya,” ungkapnya.
Selanjutnya, dia menyatakan bahwa keputusan yang diambil oleh perusahaan tersebut akan bersifat situasional.
Ini berarti mengadaptasi sesuai dengan situasi pada masa depan.
”
Terdepender pada situasi, benar begitu. Sebab kondisi saat ini masih sangat tidak menentu, maka kita perlu mempertimbangkan respon pemerintah sebagai satu kesatuan dalam konteks keadaan terkini ini,” tandasnya.
“Kami yakin pemerintah akan memberikan respons yang positif. Kami juga akan melihat situasi market seperti apa, situasi internal, situasi stok, demand seperti apa, dan lain sebagainya. Dari situ baru kami mengambil keputusan,” lanjutnya.
Donald juga menyebutkan bahwa persediaan unit yang kini tersedia di Indonesia berasal dari impor beberapa bulan yang lalu.
Maka pada waktu itu, transaksinya masih mengacu pada nilai tukar yang berlaku di bulan tersebut.
Copyright Otomotifa2025
Related Article
Leave a Reply