Moped otomatis telah menjadi preferensi utama bagi sebagian besar pemotor berkat kemudahannya serta kenyfortan dalam pengoperasionalanya. Akan tetapi, masih ada kendala tertentu yang kerap kali dieluhakan para pengendaranya, yakni adanya getaran atau ‘gredek’ pada saat penarikan pertama. Keadaan tersebut dapat mengurangi rasa nyaman selagi berkendara, terlebih lagi bila moped baru saja dimulai dari kediaman statis.

Salah satu alasan utama terjadinya fenomena gredek tersebut berasal dari sistem CVT ( Continuously Variable Transmission ), yang memiliki peran penting dalam mentransmisikan daya dari mesin ke roda belakang. Jika komponen ini rusak, sepeda motor tidak dapat melakukan akselerasi dengan mulus. Di bawah ini adalah tiga penyebab biasanya menyebabkan sepeda motor matic mengalami masalah gredek pada putaran pertama dan beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk memperbaikinya.

1. Kondisi klutuk kopling berlapis serta mangkok kopling yang kotor atau sudah menipis

Alasan terbanyak untuk masalah grebek pada sepeda motor matic biasanya disebabkan oleh kampas kopling ganda serta mangkuk kopling yang telah kotor atau habis pakai. Kedua komponen tersebut bertugas untuk mengikat dan lepaskan diri sesuai kecepatan putaran mesin. Dengan penggunaan secara berkala, akan timbul lapisan debu dan sisa-sisa gesekan sehingga membuat permukaan kopling jadi halus atau tak merata lagi. Bila situasi ini diabaikan, maka kontak antara kampas dan mangkuk kopling bakal kurang efektif. Hal itu kemudian dapat membawa dampak bahwa energi dari mesin enggak bisa dialirkan dengan baik, menjadikan adanya getaran ketika si motornya baru saja melaju.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, tahap awal yang dapat diambil yaitu mencuci elemen-elemen kopling dari pasir dan noda dengan rutin. Umumnya, pengecekan CVT harus dilaksanakan setiap 8.000 sampai 10.000 kilometer bergantung pada penggunaannya. Jika plat kopling tampak telah meleleh atau habis, ada baiknya langsung menukar bagian tersebut. Menggunakan suku cadang original serta sesuai standar produsen tentunya bakal meningkatkan efisiensi dan ketahanan dalam periode lama.

2. V-Belt yang Sudah Tua atau Longgar

V-Belt atau drive belt adalah komponen vital dalam sistem transmisi CVT sebab bertanggung jawab untuk mentransmisikan daya dari mesin ke roda belakang. Apabila V-Belt telah aus atau menjadi longgar, maka proses pengiriman energi tidak lagi bekerja dengan baik. Hal tersebut biasanya menjadikan motornya tampak berat ketika dinyalakan, serta kadang diikuti oleh getaran atau suara gemerincing. Di samping itu, kesusutan pada V-Belt dapat memicu penurunan percepatan dan kinerja konsumsi bahan bakar.

Penyelesaiannya adalah dengan melakukan inspeksi berkala pada kondisi V-Belt, terlebih lagi setelah kendaraan menempuh jarak hingga 10.000 kilometer. Jika ditemukan adanya petunjuk seperti retakan, penipisan, atau aus berat, langsung ganti komponen tersebut. Pasanglah V-Belt dengan mutu tinggi serta disesuaikan dengan anjuran produsennya agar performa mesin senantiasa maksimal dan mencegah masalah lebih besar di kemudian hari.

3. Roller CVT Yang Sudah Tidak Bekerja Secara Maksimal

Pada sistem CVT, roller memainkan peran krusial untuk mengontrol pertukaran rasio gigi dengan cara otomatis sesuai kecepatan putaran mesin. Roller harus memiliki bentuk yang tepat yaitu perfectly round supaya dapat berputar lancar di dalam housing-nya. Akan tetapi, penggunaan jangka panjang bisa membuat roller aus ataupun deformed. Apabila shape dari roller ini telah deviated from being perfectly spherical, maka gerakan mereka akan menjadi kurang halus dan menciptakan imbalance. Hal tersebut kerap kali menjadi penyebab kenapa sepeda motor terasa goyang saat diberi gas atau saat sedang melaju dengan speed rendah.

Inspeksi pada rol harus dilaksanakan secara bersamaan ketika melakukan servis CVT, yaitu kira-kira setiap 10.000 kilometer. Bila ada rol yang menunjukkan tanda-tanda keausan atau telah hilang akurasinya, langsung digantilah dengan produk baru. Memilih beban rol yang tepat sangatlah vital karena massa dari rol ini akan mempengaruhi sifat akselerasi motornya. Rol yang memiliki berat kurang dapat menyebabkan putaran awal menjadi lebih responsif namun mungkin mengakibatkan peningkatan penggunaan bahan bakar. Di lain pihak, rol yang terlalu berat bisa meredam laju percepatannya walaupun demikian justru lebih hemat bahan bakarnya.

Masalah grebek pada motor matic tidak boleh dianggap remeh, karena selain meresahkan pengendaranya, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada komponen-komponennya apabila dibiarkan begitu saja. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh sistem Continuously Variable Transmission (CVT) yang kotor atau telah aus, utamanya pada elemen-elemen seperti plat geser kopling, sabuk V-belt, serta rol-rolnya. Untuk menghindarinya, lakukan pemeliharaan reguler dengan cara mengecek dan membersihkan sistem CVT secara rutin serta menukar part-part yang mulai habis pakai. Melalui langkah-langkah pencegahan itu, Anda tak hanya melindungi motornya agar bekerja optimal, namun juga meningkatkan durabilitas alat transportasi Anda dalam jangka panjang. Penting untuk diketahui bahwa perawatan yang sesuai sangat membantu dalam mempertahankan umur simpan kendaraan sambil memberikan rasa nyaman saat digunakan setiap hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending